PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan sedang melakukan transformasi digital. Transformasi digital ini berhasil memberikan nilai tambah hingga US$ 477,8 juta atau sekitar Rp 7,62 triliun. Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Erry Widiastono, menyebutkan bahwa nilai tersebut bermanfaat baik untuk perusahaan sebesar US$ 441 juta maupun pemerintah sebesar US$ 36,8 juta.
Erry mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, transformasi digital Pertamina berhasil mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, dan mendorong keberlanjutan bisnis. Transformasi digital dilakukan dengan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analisis big data. Pertamina telah menjadikan digitalisasi sebagai pilar utama untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan inovasi di setiap langkah bisnis.
Transformasi digital yang dilakukan oleh Pertamina memberikan nilai tambah dalam bentuk optimalisasi biaya, penghindaran biaya, dan peningkatan pendapatan. Erry menilai transformasi digital penting dilakukan oleh perusahaan untuk mengubah cara industri minyak dan gas, terutama Pertamina, dalam menjalankan operasional sehari-hari. Transformasi digital bisa dimulai dari penggunaan inspeksi berbasis sistem, mengurangi emisi karbon, hingga otomatisasi di fasilitas hulu hingga hilir.
Selain itu, melalui transformasi digital, Pertamina juga berkomitmen untuk menyentuh kebutuhan masyarakat luas. Contohnya, melalui digitalisasi SPBU, Pertamina dapat memantau ketersediaan bahan bakar di setiap wilayah, menjamin pasokan di berbagai situasi, termasuk saat hari raya dan tahun baru, dengan menetapkan minimum inventory stock BBM yang juga membantu dalam pengelolaan keuangan.