Hujan deras yang mengguyur Kota Bontang beberapa hari yang lalu telah menyebabkan banjir di beberapa titik. Akibatnya, sejumlah ruas jalan utama tergenang air, memaksa warga untuk menutup akses yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Masalah ini bukan fenomena baru dan telah menjadi sorotan serius dari DPRD Bontang.
Anggota Komisi C DPRD Bontang, M Sahib, menyatakan bahwa banjir di Kota Taman telah menjadi masalah kronis yang belum terselesaikan. Ia menekankan bahwa pemerintah perlu segera menemukan solusi permanen untuk masalah banjir ini. Menurut Sahib, pembangunan Polder Telihan dan revitalisasi Waduk Kanaan harus menjadi prioritas utama. Infrastruktur ini diharapkan dapat menahan limpahan air sebelum mencapai permukiman warga.
Meski proyek ini sebenarnya telah direncanakan dalam visi-misi wali kota dan wakil wali kota, progresnya hingga saat ini masih belum jelas. Sahib menegaskan bahwa Polder Telihan dan Waduk Kanaan harus segera diwujudkan untuk mengatasi banjir di Bontang. Meskipun Bontang menghadapi pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH) hingga 80 persen pada tahun 2026, Sahib menegaskan bahwa hal ini tidak boleh menjadi alasan untuk menunda pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir.
Selain proyek Polder dan Waduk, Sahib juga menyoroti keterlambatan proyek drainase yang masih dalam tahap pengerjaan. Ia meminta agar kontraktor mempercepat penyelesaian agar aliran air tidak terhambat dan mengakibatkan genangan di rumah warga saat hujan deras. Upaya percepatan proyek drainase juga dianggap penting untuk mengatasi permasalahan banjir di Bontang.