Serangan Israel di Gaza semakin masif. Pasukan zionis melakukan pengeboman besar-besaran di dekat Deir el-Balah, termasuk di kamp pengungsi Nuseirat, al-Maghazi, dan Bureij.
Serangan tersebut terjadi ketika Israel memaksa penduduk untuk mengungsi ke selatan. Serangan juga menewaskan setidaknya 32 orang di Khan Younis dan 5 orang di Rafah.
Laporan dari AFP, mengutip Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), mencatat setidaknya ada 22.600 korban tewas pada Jumat. Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mencatat 162 kematian selama 24 jam terakhir, sementara total 57.910 orang terluka dan 7.000 hilang dalam hampir tiga bulan pertempuran.
Pengeboman massal terus berlanjut di Gaza tengah. Ini semakin masif setelah militer Israel dan kendaraan lapis bajanya masuk lebih dalam ke wilayah tersebut, khususnya di sekitar az-Zawaida.
Langkanya makanan yang tersedia di Gaza kini menjadi tidak terjangkau, di mana berbagai harga melonjak dalam perekonomian masa perang. Akibat kenaikan harga, sekitar 40 persen warga Palestina di Gaza berisiko kelaparan.
Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina dan Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan bahwa sekitar 500 orang, termasuk wanita dan anak-anak, diinterogasi oleh pasukan Israel di kamp pengungsi Nur Shams di kota Tulkarem.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menguraikan rencana untuk fase perang selanjutnya, termasuk masa depan Gaza. Salah satu poin pentingnya adalah bahwa Hamas tidak lagi mengendalikan Gaza, dan “badan-badan Palestina” akan bertanggung jawab menjalankan wilayah tersebut. Israel juga ingin memimpin kekuatan multinasional untuk mengatur wilayah perbatasan dan memimpin proses restrukturisasi dan pembangunan kembali Jalur Gaza.