Tensi konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas dengan pertempuran baru di Gaza memasuki hari kedua pada Sabtu (2/12) setelah gagalnya perundingan untuk memperpanjang gencatan senjata yang telah berlangsung selama sepekan. Para mediator mengatakan bahwa pengeboman Israel mempersulit upaya untuk menghentikan permusuhan.
Mengutip Reuters, wilayah timur Khan Younis di Gaza selatan menjadi sasaran pengeboman yang intens ketika batas waktu gencatan senjata berakhir tak lama setelah fajar pada hari Jumat, dengan kepulan asap membumbung tinggi ke angkasa.
Pada Jumat malam, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sekitar 184 orang, melukai sedikitnya 589 orang lainnya dan menghantam lebih dari 20 rumah.
Kedua belah pihak yang bertikai saling menyalahkan satu sama lain atas gagalnya gencatan senjata dengan menolak persyaratan untuk memperpanjang waktu pembebasan sandera yang ditahan oleh militan sebagai imbalan bagi warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa pertempuran tersebut akan memperburuk keadaan dengan darurat kemanusiaan yang ekstrim.
“Neraka di Bumi telah kembali ke Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa, Sabtu (2/12).
“Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas setelah serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang. Saat itu Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, yang dikuasai oleh Hamas sejak tahun 2007. Otoritas kesehatan Palestina yang dianggap terpercaya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa lebih dari 15.000 warga Gaza telah terbunuh dan ribuan lainnya hilang.”
Qatar, yang berperan sebagai mediasi sentral mengatakan, perundingan masih berlangsung dengan Israel dan Palestina untuk memulihkan gencatan senjata, tetapi pemboman Israel yang baru di Gaza terus memperumit masalah.
Amerika Serikat menyalahkan Hamas atas pertempuran baru ini, dengan mengatakan bahwa mereka telah gagal menghasilkan daftar baru sandera yang harus dibebaskan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa Washington bekerja secara diplomatis untuk memulihkan gencatan senjata.
“Sementara, para warga dan pejabat Hamas mengatakan para pejuangnya yang dipersenjatai dengan granat berpeluncur roket bertempur melawan pasukan dan tank Israel di lingkungan Sheikh Radwan, Kota Gaza, di bagian utara.”