Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diketahui merilis dua surat berbeda mengenai perang Israel-Hamas. Berdasarkan laporan NBC News pada Minggu, (19/11/2023), mengutip salinan korespondensi resmi Gedung Putih, satu surat menunjukkan dukungan Biden untuk Israel, sedangkan surat lainnya berbicara tentang upaya pemerintah AS untuk melindungi warga sipil di Jalur Gaza.
Surat yang ditujukan kepada kelompok pro-Israel menyerukan Holocaust sehubungan dengan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Surat tersebut juga menjanjikan dukungan berkelanjutan kepada Israel dan upaya untuk mengembalikan tawanan yang diambil oleh Hamas dan ditahan di Gaza.
Di sisi lain, surat Biden kepada kelompok pro-Palestina lebih fokus pada bantuan ke negara tersebut dan tidak menyebutkan Holocaust atau dukungan AS terhadap Israel.
Meskipun kedua surat tersebut tampaknya tidak bertentangan satu sama lain, atau bertentangan dengan kebijakan Biden, NBC melaporkan bahwa tidak lazim bagi Gedung Putih untuk membuat versi surat yang berbeda mengenai topik yang sama dengan penekanan yang sangat berbeda.
NBC menambahkan bahwa insiden tersebut mencerminkan ketegangan politik yang dihadapi Biden ketika unsur-unsur koalisinya yang pro-Israel dan pro-Palestina bertikai karena perang tersebut, dan dengan waktu kurang dari satu tahun sebelum pemilu.
Dalam sebuah opini yang diterbitkan pada hari Sabtu di Washington Post, Biden menulis bahwa Gaza dan Tepi Barat yang diduduki harus dipersatukan kembali di bawah satu struktur pemerintahan, sebuah Otoritas Palestina yang telah direvitalisasi.
Setelah perang ini selesai, suara rakyat Palestina dan aspirasi mereka harus disuarakan pusat pemerintahan pasca krisis di Gaza.