Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa nilai akuisisi saham PT Vale Indonesia (Tbk) oleh Holding BUMN Tambang MIND ID masih dalam tahap negosiasi. Ia meminta agar para investor tidak memberikan harga yang terlalu tinggi.
“Lagi dibicarakan, karena itu kan B2B, kita harus menghargai investor, tapi juga jangan investor memberikan harga mahal kepada BUMN. harus fair,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (10/11/2023).
Namun ia belum bisa membeberkan perkiraan nilai saham yang diberikan, karena saat ini sedang dalam proses penerbitan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan masih menunggu kajian teknis dari Kementerian ESDM.
“Saya hanya bagian menandatangani kontrak karya menjadi IUPK, kami hanya bagian teken, tapi untuk teknis itu kajian di Menteri ESDM,” kata Bahlil.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa saham Vale saat ini berada di level Rp 4.850 per lembar saham. Ia berharap agar perusahaan dapat memberikan harga yang lebih murah kepada MIND ID.
Di samping itu, Arifin belum dapat memastikan apakah porsi saham yang akan diambil alih oleh MIND ID tersebut akan bertambah atau tidak. Pasalnya, hal tersebut merupakan business to business (B2B) antara dua perusahaan.
Sebagaimana diketahui, kepemilikan saham Vale di Indonesia melalui MIND ID saat ini baru sebesar 20%, dan sekitar 21,18% tersebar di pasar saham Indonesia. Artinya, jika penambahan saham hanya 14%, maka MIND ID akan memiliki 34% saham Vale.
Sementara, pemegang mayoritas saham Vale sendiri saat ini dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan komposisi 43,79% saham, kemudian Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03%.
Namun masih belum pasti, saham milik siapa yang akan dikurangi, apakah hanya milik VCL atau bersama saham milik Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM).