Sejarah dan Kaitannya dengan Islam

by -88 Views

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Al Jazeera mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 1.000 umat Kristen yang tinggal di Gaza, jumlah ini mengalami penurunan drastis dari sekitar 3.000 orang pada tahun 2007 ketika Hamas mengambil alih kendali penuh atas wilayah tersebut.

Sebagian besar umat Kristen di Gaza adalah penduduk asli wilayah tersebut, sedangkan sisanya adalah pengungsi yang melarikan diri ke Gaza setelah pembentukan negara Israel pada tahun 1948 yang menyebabkan sekitar 700.000 warga Palestina menjadi pengungsi dalam peristiwa yang disebut sebagai Nakba atau “bencana”.

Blokade yang diberlakukan oleh pemerintahan Hamas yang dipimpin oleh Israel, membuat situasi semakin sulit bagi penduduk Gaza untuk tinggal di wilayah tersebut. Banyak umat Kristen yang memilih untuk pergi ke Tepi Barat, Amerika, Kanada, atau negara-negara Arab lainnya untuk mencari pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik.

Komunitas Kristen di Gaza memiliki keunikan dalam praktik keagamaannya karena mereka sering mengikuti beberapa aliran kekristenan secara bersamaan. Sebagai contoh, warga Kristen Gaza seperti Fadi Salfiti menghadiri gereja Ortodoks, Katolik, dan Protestan secara bergantian.

Sejarah kekristenan di Gaza sudah ada sejak masa ketika agama tersebut masih merupakan sekte teraniaya yang memberikan harapan dan keselamatan bagi mereka yang tertindas. Terdapat beberapa gereja tua di Gaza, seperti Gereja Saint Porphyrius yang sudah berdiri sejak abad ke-5. Gereja tersebut awalnya diubah menjadi masjid oleh khilafah Persia pada abad ke-7 sebelum akhirnya dibangun kembali oleh Tentara Salib pada abad ke-12.

Meskipun hidup di bawah kepungan Israel, umat Kristen di Gaza tetap solidaritas dengan umat Islam dalam perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan meraih kemerdekaan. Komunitas Kristen juga memainkan peran penting dalam kehidupan Palestina secara umum, termasuk dalam bidang pendidikan, seni, dan kesejahteraan melalui organisasi seperti YMCA. Rumah Sakit Arab Al-Ahli yang dihancurkan akibat serangan udara Israel juga dimiliki dan dioperasikan oleh umat Kristen.

Selama pengeboman baru-baru ini oleh Israel, ratusan umat Kristen dan Muslim mencari perlindungan di gereja-gereja di Gaza. Pastor Gabriel Romanelli, yang terdampar di Betlehem sejak perang dimulai, juga meminta agar pemboman dihentikan dan koridor kemanusiaan dibuka. Ia menekankan bahwa umat Kristen dan Muslim yang berlindung di gereja adalah warga sipil yang tidak membahayakan siapa pun.

Demikianlah gambaran tentang kehidupan umat Kristen di Gaza, yang meskipun menghadapi berbagai kesulitan, tetap berjuang untuk menjaga keberadaan, solidaritas dengan umat lain, dan berkontribusi dalam pembangunan Palestina.