Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyatakan bahwa China memerlukan reformasi struktural untuk menghindari penurunan tingkat pertumbuhan yang signifikan. Georgieva menyebut bahwa saat ini China menghadapi tantangan jangka pendek dan jangka panjang. Peringatan itu disampaikannya saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss pada Senin (15/1/2024).
Dalam jangka pendek, Georgieva mengatakan bahwa sektor properti China masih perlu diperbaiki, seiring dengan tingginya tingkat utang pemerintah daerah. Dalam jangka panjang, Georgieva mencatat perubahan demografis dan hilangnya kepercayaan.
Georgieva menekankan bahwa yang dibutuhkan China adalah reformasi struktural untuk terus membuka perekonomian, menyeimbangkan model pertumbuhan lebih mengarah pada konsumsi domestik, dan menciptakan lebih banyak kepercayaan pada masyarakat agar mereka tidak menabung, melainkan membelanjakan lebih banyak.
Perekonomian China telah mengalami pertumbuhan yang lamban pada tahun 2023 akibat terhambat oleh masalah real estate dan penurunan ekspor. Investor memperkirakan perekonomian akan tumbuh sekitar 5% tahun lalu. IMF pada November mengatakan bahwa mereka telah menaikkan perkiraan pertumbuhan China menjadi 5,4% untuk tahun 2023 setelah beberapa langkah kebijakan oleh Beijing. Namun, IMF masih memperkirakan pertumbuhan akan melambat menjadi 4,6% pada tahun 2024, sambil memperingatkan akan berlanjutnya kesulitan di sektor real estat.