Hizbullah Mengejar Israel, AS Memulai Diplomasi

by -171 Views

Selama lebih dari tiga bulan, perang antara Israel dan Hamas tidak kunjung mereda, bahkan semakin meluas. Pada Sabtu (6/1/2024) kemarin, puluhan tembakan besar dari Lebanon menghantam wilayah utara Israel. Kelompok Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut sebagai “respon awal” terhadap pembunuhan wakil ketua Hamas awal pekan ini. Ketegangan semakin meningkat sejak wakil pemimpin Hamas, Saleh Al-Arouri, tewas dibunuh oleh pesawat tak berawak di pinggiran selatan Beirut, kubu sekutu Hamas di Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah.

Sementara itu, serangan Israel yang ditujukan ke Hamas di Gaza telah menewaskan 22.600 orang dan menghancurkan daerah kantong padat penduduk yang berpenduduk 2,3 juta orang menurut pejabat kesehatan Palestina.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan para pemimpin Turki dan Yunani pada hari Sabtu, dalam upaya mencari solusi diplomatis untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah. Pernyataan terakhir dari Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyatakan bahwa masa depan Gaza harus ditentukan oleh rakyat Palestina, bukan oleh Israel.

Gaza sendiri dilanda kelaparan dengan angka kematian puluhan ribu orang. Fasilitas medis juga diserang dan kurangnya layanan kesehatan telah menciptakan “siklus mematikan yang mengancam lebih dari 1,1 juta anak” di Gaza menurut Badan anak-anak PBB. Rumah sakit Al-Shifa, terbesar di Gaza, hampir tidak berfungsi sejak pertengahan November karena dikepung oleh pasukan Israel dan terputus dari aliran listrik.

Rencana perdamaian dan pembangunan Gaza pasca perang juga telah menjadi perdebatan di dalam kabinet Israel, tetapi banyak pihak menolak rencana tersebut. Aspirasi PLO yang diperjuangkan oleh Palestina adalah mencapai solusi komprehensif dan penghapusan pendudukan.