Perang di Gaza tidak dianggap sebagai ancaman besar bagi perdamaian global dan keamanan internasional. Analisis dari Al Jazeera menyebutkan bahwa Houthi, kelompok yang berasal dari Yaman, dapat menjadi ancaman yang jauh lebih besar daripada konflik antara Israel dan Hamas saat ini.
Houthi Yaman dapat membahayakan lalu lintas kapal melalui Bab el-Mandeb, jalur pelayaran strategis antara Laut Merah dan Samudra Hindia. Jalur ini merupakan jalur pelayaran terbesar ketiga di dunia untuk pengiriman minyak. Serangan yang terus menerus dari Houthi dapat membuat pelayaran menjadi lebih berisiko, meningkatkan tarif asuransi, dan biaya lainnya.
Dampak dari konflik ini juga diperkirakan akan mempengaruhi harga minyak dan komoditas lainnya. Hal ini dapat meningkatkan inflasi di sejumlah negara dan mengancam munculnya resesi.
Dalam upaya untuk menghentikan serangan Houthi, diplomasi dapat menjadi langkah awal yang diambil. Namun, hampir tidak ada negara yang memiliki pengaruh dan berbicara dengan Houthi, kecuali Iran yang pada prinsipnya mendukung Houthi tetapi tidak mengendalikannya.
Kelompok Houthi telah berjanji untuk memblokir kapal-kapal yang menuju ke Israel melewati Selat Bab al-Mandab yang strategis, sampai Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Houthi juga telah melakukan serangan terhadap kapal komersial di wilayah tersebut.
Konflik ini juga telah memunculkan serangan rudal dan drone terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan wilayah sekitarnya. Dampak dari konflik ini tidak hanya berdampak pada perdagangan global, tetapi juga dapat membahayakan nyawa pelaut.
Situasi ini memperlihatkan bahwa konflik di Gaza bukanlah satu-satunya ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Ancaman dari kelompok-kelompok lain, seperti Houthi, juga perlu mendapat perhatian serius.
