Arab Saudi bersama negara-negara Islam lainnya bersatu dalam menuntut penghentian operasi militer di Gaza. Hal ini diungkapkan dalam konferensi ‘Islamic-Arab’ yang digelar di Riyadh. Para pemimpin Arab dan negara-negara Islam menyalahkan Israel atas kejahatan yang menimpa warga Palestina.
Pangeran Arab Mohammed bin Salman (MBS) mengajak para pemimpin negara-negara Islam untuk bersatu dalam mendesak Amerika Serikat (AS) dan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza.
Beberapa pemimpin yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Turki Tayyip Erdogan, Raja Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
MBS menyatakan bahwa Arab mengecam perang yang biadab terhadap saudara-saudara di Palestina. Dia juga memperingatkan akan bencana kemanusiaan yang menunjukkan kegagalan Dewan Keamanan dan komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel terhadap hukum internasional.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan bahwa warga Palestina sedang menghadapi ‘perang genosida’ dan meminta Amerika Serikat untuk mengakhiri agresi Israel.
Raisi memuji kelompok Hamas atas perlawanannya terhadap Israel dan mendesak negara-negara Islam untuk menjatuhkan sanksi minyak dan barang lainnya ke Israel.
Erdogan meminta agar komunitas perdamaian internasional segera mencari solusi konkrit atas konflik Israel dan Palestina.
Raja Qatar mengatakan negaranya akan memediasi untuk pembebasan tawanan Israel, dengan harapan akan ada kesepakatan perdamaian. Qatar merupakan ‘markas’ beberapa pemimpin Hamas.
Timur Tengah berada dalam kegelisahan sejak kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang.
Sejak saat itu, Israel meningkatkan serangannya di Gaza. Sebanyak 11.078 orang telah terbunuh pada pekan ini. Pejabat Palestina mengatakan 40% di antaranya adalah anak kecil.
Meski terdapat perbedaan pandangan diantara negara-negara Arab, namun secara umum mereka bersatu dalam menekan AS dan Israel menghentikan perang di Gaza. Algeria misalnya secara tegas meminta negara-negara Arab memutuskan hubungan diplomatik secara penuh ke Israel, sementara ada beberapa negara Arab yang masih merasa penting untuk menjaga relasi dengan pemerintahan Netanyahu.