Ungkapan Para Peneliti BRIN Mengungkap Tanda-tanda Efek Mengerikan dari Perubahan Iklim

by -337 Views

Setelah El Nino yang kuat tahun ini, Indonesia diprediksi akan mengalami El Nino sekali lagi sebelum tahun 2030. Namun, El Nino yang kedua ini diprediksi tidak akan seintens El Nino saat ini. Frekuensi El Nino diprediksi akan terjadi lebih sering dengan rentang waktu yang semakin cepat akibat perubahan iklim yang sedang terjadi. Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, menjelaskan hal ini dalam webinar ‘Kolaborasi Riset Kejadian Ekstrem Laut-Atmosfer Indonesia’. Erma memaparkan pemodelan BRIN yang memproyeksikan siklus fenomena iklim El Nino di Indonesia hingga tahun 2030.

Erma menjelaskan bahwa siklus El Nino tidak akan tetap terjadi secara reguler, seperti yang dulu diperkirakan antara 2-5 tahun. Ada siklus yang terjadi setiap 2 tahun dengan intensitas yang lemah hingga moderat, dan ada yang terjadi setiap 15 tahun dengan intensitas yang ekstrem. Namun sekarang, siklus El Nino yang intensitasnya ekstrem terjadi setiap 7 tahun sekali. Meskipun siklusnya menjadi lebih cepat, El Nino tidak akan terjadi setiap 6 bulan karena satu siklus hidup El Nino adalah 9 bulan.

Erma juga memaparkan pengalaman El Nino tahun 2015 yang tidak sesuai dengan prediksi. El Nino tahun 2015 memiliki durasi yang lebih lama dan intensitas yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Para ilmuwan sangat tertarik dengan El Nino tahun itu dan mencoba mempelajarinya lebih lanjut. Terkait El Nino tahun 2023 ini, masih belum diketahui apakah akan memiliki karakteristik yang serupa dengan El Nino tahun 2015.

Erma juga menyebutkan bahwa berdasarkan pemodelan terbaru, Indonesia akan mengalami El Nino lagi dalam rentang waktu hingga tahun 2030. El Nino pertama akan terjadi pada tahun 2023-2024 dan yang kedua terjadi setelah itu. Namun, yang benar-benar El Nino hanya terjadi dua kali sampai tahun 2030.

Artikel Selanjutnya:
Jokowi Sebut RI Kena Gelombang Panas Super: Ini Menakutkan!

Sumber: CNBC Indonesia