Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sedang mempersiapkan Hotel Atlet di kompleks Stadion Kadrie Oening, Samarinda sebagai salah satu fasilitas untuk Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional XXX Tahun 2024.
Penjabat Gubernur Provinsi Kaltim, Akmal Malik, telah melakukan pemeriksaan langsung terhadap kondisi Hotel Atlet yang sebelumnya digunakan sebagai tempat menginap atlet dan pelatih dari seluruh Indonesia saat PON tahun 2008.
Akmal Malik mengatakan, “Kami berharap Ibu Sekda yang juga Ketua LPTQ Kaltim untuk menginventarisir terlebih dahulu, dan beliau telah mengadakan rapat di Jakarta terkait pemanfaatan infrastruktur ini. Jadi tidak hanya untuk keperluan olahraga semata, tetapi juga untuk kebutuhan lainnya.”
Setelah peninjauan, Akmal mengusulkan kepada Kementerian PUPR untuk melakukan rehabilitasi bangunan hotel tersebut. “Kita akan mengusulkannya kepada Kementerian PUPR untuk melakukan rehabilitasi, karena kita memiliki acara MTQ. Setelah direnovasi, kita dapat menggunakannya untuk keperluan lain. Bisa digunakan untuk olahraga, atau juga dapat digunakan untuk kerjasama dengan hotel atau kegiatan ekonomi lainnya,” kata Akmal Malik.
Dalam kurun waktu sekitar 10 tahun, hotel enam lantai dengan kapasitas 248 kamar tersebut tidak digunakan dan tidak ada aktivitas. Setelah PON tahun 2008, hotel itu sempat digunakan sebagai markas atlet Kaltim untuk persiapan PON 2012 di Riau, dan juga digunakan untuk pelatnas atlet SEA Games untuk beberapa cabang olahraga. Namun, sejak tahun 2013, hotel tersebut tidak beroperasi.
Pada masa pemerintahan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, hotel ini pernah ditawarkan kepada swasta untuk dikelola. Namun, perusahaan Grand Elty Group yang diminta mengelola hotel tersebut akhirnya mundur, dan tidak ada pihak lain yang berminat untuk menjadi pengelola.
Selama bertahun-tahun, bangunan megah yang bernilai puluhan miliar rupiah tersebut mangkrak dan beberapa fasilitas hotel seperti pendingin udara (AC) dan kabel saluran listrik hilang karena pencurian.
Di siang hari, bangunan hotel ini masih terlihat megah jika dilihat dari luar gedung, dan ada sejumlah aktivitas masyarakat di sekitar Stadion Madya karena adanya kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Kaltim, serta kegiatan olahraga jogging di sore hari. Namun, di malam hari, khususnya di sekitar Hotel Atlet tersebut, terlihat seram karena tidak ada lampu penerangan, sehingga masyarakat takut mendekati kawasan hotel.
Sekarang, Pemerintah Provinsi Kaltim kembali tertarik untuk mengelola hotel yang dibangun pada masa Gubernur Suwarna Abdul Fatah ini sebagai aset daerah yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat.