Produksi minyak nasional terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Meskipun begitu, Indonesia masih memiliki target untuk mencapai produksi 1 juta barel per hari pada tahun 2030.
Menurut praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo, penurunan produksi ini disebabkan karena lapangan-lapangan migas di Indonesia sudah cukup berumur. Sekitar 60-70% dari semua lapangan minyak yang beroperasi merupakan lapangan yang sudah uzur. Hadi juga menyebutkan bahwa produksi minyak dari lapangan-lapangan tersebut sudah sangat menurun.
Meskipun demikian, Hadi melihat bahwa masih ada kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak nasional. Salah satunya adalah dengan menggalakkan kegiatan eksplorasi dan menerapkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Namun, Hadi menilai bahwa pemerintah belum menyusun road map yang baik terkait dengan eksplorasi dan EOR.
Hadi juga menyebutkan bahwa penerapan teknologi EOR di lapangan migas Indonesia masih lambat sekali perkembangannya. Padahal, melalui teknologi ini dapat memberikan kontribusi tambahan produksi minyak sekitar 200-300 ribu barel per hari selama lima tahun ke depan.
Selain itu, Hadi juga menyoroti bahwa eksplorasi lapangan baru juga dapat mendukung peningkatan produksi minyak. Namun, Hadi menyebutkan bahwa eksplorasi belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa rata-rata produksi minyak per 5 November baru mencapai 586.110 barel per hari. Sementara itu, target produksi lifting minyak dalam APBN 2023 adalah sebesar 660 ribu barel per hari.
Artikel Selanjutnya: Impor Minyak RI Makin Tinggi, Ini Buktinya..
(pgr/pgr)