Pelajari! Riwayat Penuh & Urutan Peristiwa Konflik Palestina-Israel

by -124 Views

Konflik antara Palestina dan Israel telah terjadi lebih dari 100 tahun. Pada tanggal 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, menulis surat kepada tokoh komunitas Yahudi Inggris, Lionel Walter Rothschild. Surat tersebut menyatakan dukungan Inggris untuk mendirikan rumah nasional bagi orang Yahudi di Palestina. Surat tersebut dikenal dengan Deklarasi Balfour.

Mandat Inggris dibentuk pada 1923 dan berlangsung hingga 1948. Selama periode ini, Inggris memfasilitasi migrasi massal orang Yahudi ke Palestina. Warga Palestina memprotes perubahan demografi negara mereka dan penyitaan tanah mereka oleh pemukim Yahudi.

Meningkatnya ketegangan menyebabkan Pemberontakan Arab dari tahun 1936 hingga 1939. Inggris menindas pemberontakan tersebut dengan brutalitas yang melibatkan penangkapan massal, penghancuran rumah, dan pembantaian. Dalam tiga tahun pemberontakan tersebut, ribuan warga Palestina terbunuh.

Pada 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Resolusi 181 yang menyerukan pembagian Palestina menjadi negara-negara Arab dan Yahudi. Palestina menolak rencana tersebut karena memberikan sebagian besar wilayah pesisir yang subur kepada negara Yahudi.

Sebelum Mandat Inggris berakhir pada Mei 1948, paramiliter Israel mulai melakukan operasi militer untuk memperluas perbatasan Israel yang akan lahir. Selama periode ini, lebih dari 500 desa dan kota dihancurkan dan 750.000 warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka. Israel mengumumkan kemerdekaannya pada 15 Mei 1948.

Pada tahun 1967, Israel menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang Enam Hari melawan koalisi tentara Arab. Hal ini menyebabkan perpindahan paksa kedua, atau Naksa, bagi sebagian warga Palestina.

Intifada pertama terjadi di Jalur Gaza pada Desember 1987 setelah empat warga Palestina tewas dalam sebuah kecelakaan truk yang melibatkan tentara Israel. Intifada ini dipimpin oleh Kepemimpinan Nasional Terpadu Pemberontakan yang menyerukan pembebasan dan kemerdekaan Palestina. Israel menanggapi dengan keras dengan kebijakan “Patah Tulang Mereka”.

Intifada kedua dimulai pada September 2000 setelah kunjungan provokatif Ariel Sharon ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Selama Intifada ini, Israel menyebabkan kerusakan ekonomi dan infrastruktur Palestina yang signifikan.

Perjanjian Oslo ditandatangani pada tahun 1993 dan membentuk Otoritas Palestina. Namun, perjanjian ini tidak menghasilkan negara Palestina merdeka seperti yang diharapkan.

Konflik ini terus berlanjut hingga saat ini dengan eskalasi baru-baru ini antara Israel dan Hamas. Kekerasan dan ketegangan terus meningkat, menyebabkan perubahan yang signifikan bagi kedua belah pihak.