Warning Sri Mulyani: Capres Mimpi Ekonomi RI di Atas 6%, Ini Isu Penting

by -189 Views

Pasangan calon presiden dan wakil presiden tahun 2024 menjanjikan untuk memperjuangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6-7% jika mereka memenangkan Pilpres 2024. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan dapat membebaskan Indonesia dari jeratan negara pendapatan menengah atau middle income trap.

Menurut penelusuran CNBC Indonesia, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,5%-6,5%, sementara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menyatakan janji pertumbuhan ekonomi 7%. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mencantumkan dalam dokumen visi misinya pertumbuhan ekonomi di kisaran 6-7% untuk mencapai target Indonesia Emas 2045.

Anies dan Muhaimin alias Cak Imin menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 6,5%, lebih rendah jika dibandingkan dengan dua pasangan lainnya, untuk mendorong efisiensi anggaran serta menekan pengeluaran non-produktif.

Pasangan Ganjar-Mahfud bertekad mencapai pertumbuhan 7%, salah satunya dengan cara meningkatkan pertumbuhan industri manufaktur di kisaran 7,5%-8%, serta mendukung hilirisasi sumber daya alam RI dan pengembangan UMKM.

Berdasarkan paparan capres dan cawapres 2024, Ganjar dan Mahfud MD menjadi pasangan yang paling gigih menargetkan pertumbuhan 7%. Ganjar pun pernah mengatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7%, banyak hal yang perlu diperbaiki oleh calon presiden mendatang, seperti pengembangan ekonomi digital, peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM), dan industrialisasi yang benar. Selain itu, pendidikan juga harus diperhatikan karena pendidikan merupakan bagian penting dari pembentukan SDM yang unggul.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam sebuah kuliah umum di Australia National University bahwa perekonomian Indonesia harus tumbuh sebesar 6% hingga 7% agar dapat mencapai target menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045.

Namun demikian, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6-7% ini, banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari krisis keuangan global, inflasi tinggi, geopolitik, hingga perubahan iklim. Yang paling krusial, pertumbuhan ekonomi 6-7% harus diikuti oleh defisit fiskal yang rendah.

Selain itu, untuk mencapai cita-cita menjadi negara berpendapatan tinggi, Sri Mulyani menekankan pentingnya melaksanakan reformasi struktural karena dapat meningkatkan daya saing di tingkat dunia.