Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) meminta pemerintah untuk memberikan insentif kepada petani tebu yang ingin mengembangkan tebu menjadi bahan campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) yaitu bioetanol.
Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikoen, mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan dukungan dari pemerintah. Hal ini disebabkan oleh kesulitan yang dihadapi oleh para petani tebu dalam negeri, seperti sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.
Soemitro juga mengeluhkan program kredit yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sulit untuk didapatkan.
Di samping itu, Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development INDEF, Abra Talattov, juga menyatakan perlunya tambahan insentif bagi petani tebu untuk mencapai nilai keekonomian dalam menghasilkan bioetanol sebagai campuran BBM.
Abra menyebutkan bahwa biaya produksi bioetanol dalam negeri masih terhitung mahal dibandingkan dengan negara lain seperti Brazil dan Amerika Serikat (AS).
Dengan demikian, APTRI meminta pemerintah untuk memberikan dukungan insentif baik dari segi fiskal maupun non-fiskal kepada para petani tebu guna mengatasi berbagai tantangan dalam pengembangan bioetanol.