Hamas Mengumumkan Kesepakatan Gencatan Senjata Sementara dengan Israel

by -108 Views

Hamas Memberikan Respons atas Kesepakatan Gencatan Senjata Sementara

Hamas memberi respons di tengah pemberitaan pemerintah Israel dilaporkan setuju dengan kesepakatan gencatan senjata sementara. Kelompok itu mengatakan akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak di bawah usia 19 tahun dengan imbalan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Hal ini ditegaskan Hamas dalam sebuah pernyataan dimuat Reuters dan The Guardian, Rabu (22/11/2023). Pernyataan itu mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan semua pertempuran selama empat hari dan Israel sepakat untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di Gaza selama periode tersebut.

“Lalu lintas udara akan dihentikan sepenuhnya di Gaza selatan selama empat hari dan selama enam jam setiap hari di utara,” kata Hamas.

“Pemerintah Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata sementara di Gaza dengan imbalan pembebasan para sandera oleh Hamas. Pemungutan suara dilakukan Rabu waktu setempat, sekitar pukul 03.00, setelah lebih dari enam jam diskusi antara anggota kabinet,” demikian dilaporkan CNN International.

Melalui sebuah pernyataan resmi, pemerintah Israel juga menyatakan kemungkinan gencatan senjata akan diperpanjang. Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari lagi.

Namun, pemerintah Netanyahu memperjelas pula bahwa pihaknya akan melanjutkan perang, baik dari udara dan darat, setelah seluruh sandera dibebaskan. Hamas, menurut pemerintah Israel, harus dihancurkan.

Sayangnya, pernyataan tersebut tidak menyebutkan pembebasan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Meskipun ini diyakini sebagai bagian penting dari kesepakatan yang dimediasi pemerintah Qatar itu.

Sebelumnya Hamas telah membebaskan empat tawanan atas pasar kemanusiaan. Mereka adalah warga AS Judith Raanan (59) dan putrinya, Natalie Raanan (17) pada 20 Oktober, serta perempuan Israel Nurit Cooper (79) dan Yocheved Lifshitz (850 pada 23 Oktober.

“Kami sebelumnya menyatakan kesediaan kami untuk melepaskannya karena alasan kemanusiaan, namun musuh (Israel) mengulur waktu dan hal ini menyebabkan kematiannya,” kata sayap militer Palestina Jihad Islam yang terkait Hamas, Brigade Al Quds, di saluran Telegramnya.