Hizbullah Berencana Menyerang Israel dengan Rudal dan Drone demi Memperburuk Keadaan

by -271 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemimpin milisi Hizbullah di Lebanon, Sayed Hassan Nasrallah, mengatakan kelompoknya akan tetap menyerang Israel. Ia berjanji bahwa front melawan musuh bebuyutannya tersebut akan tetap aktif. Nasrallah juga menyebut sayap bersenjatanya telah menggunakan senjata jenis baru dan menyerang sasaran baru di negara Zionis tersebut. Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah pidato yang disiarkan melalui televisi pada Sabtu (11/11/2023).

“Front ini akan tetap aktif,” janjinya, seperti dikutip Reuters.

Nasrallah mengatakan Hizbullah telah menunjukkan “perbaikan kuantitatif dalam jumlah operasi, ukuran dan jumlah target, serta peningkatan jenis senjata”. Dia mengatakan pihaknya telah menggunakan rudal “Burkan” yang membawa muatan bahan peledak seberat 300-500 kg, serta drone yang dipersenjatai untuk pertama kalinya. Nasrallah mengatakan kelompok itu juga menyerang kota Kiryat Shmona di Israel utara untuk pertama kalinya. Ini dilakukan sebagai pembalasan atas serangan udara Israel yang menewaskan tiga gadis dan nenek mereka bulan ini.

Nasrallah juga mengatakan salah satu “faktor baru” dalam konfrontasi saat ini adalah penggunaan perang drone oleh Israel. “Itu berarti setiap langkah maju (yang dilakukan seorang pejuang) sama dengan operasi bunuh diri,” katanya. Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant seperti mengamini konflik Israel dan Hizbullah. “Hizbullah menyeret Lebanon ke dalam perang yang mungkin terjadi,” katanya kepada pasukan di dekat perbatasan Israel-Lebanon.

“Hizbullah, yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982, adalah ujung tombak aliansi yang didukung Teheran yang memusuhi Israel dan Amerika Serikat (AS). Mereka berperang selama sebulan melawan Israel pada tahun 2006. Kelompok ini telah saling baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan Lebanon-Israel sejak 8 Oktober, namun serangan balasan sebagian besar terbatas di perbatasan dan Hizbullah sebagian besar menyerang sasaran militer. Setidaknya 70 pejuangnya telah tewas, bersama dengan beberapa warga sipil Lebanon.