Kendaraan listrik memiliki rentang suhu optimal yang cukup sempit untuk beroperasi secara efisien. Rentang suhu ideal ini, antara 68 ° F dan 77 ° F (20 ° C dan 25 ° C), didasarkan pada paket baterai lithium-ion dalam kendaraan listrik. Jika suhu lingkungan melewati batas tersebut, jangkauan kendaraan listrik bisa menurun secara signifikan. Pengujian telah menunjukkan bahwa suhu yang sangat rendah dapat memengaruhi jangkauan kendaraan listrik secara negatif, tetapi bagaimana dengan kondisi panas ekstrem?
What Car? memutuskan untuk meneliti dampak suhu panas ekstrem pada tiga mobil listrik berbeda di Spanyol Selatan, wilayah dengan suhu tinggi di Eropa. Mobil yang diuji termasuk Citroen e-C3, Kia EV3, dan Tesla Model 3 Long Range dual-motor. Ketiga mobil ini memiliki berbagai kapasitas baterai dan teknologi manajemen termal yang berbeda.
Dalam pengujian, ketiga mobil dikendarai pada kecepatan jalan raya di bawah suhu ekstrem. Diperkirakan hasilnya jauh dari jangkauan yang diiklankan, dengan Citroen e-C3 memiliki efisiensi terburuk. Bahkan, ketiga mobil ini tidak mencapai jarak tempuh yang diklaim dalam kondisi panas yang ekstrem.
Hasil pengisian daya mobil juga mengungkapkan informasi menarik. Meskipun suhu tinggi, baik Kia maupun Tesla tampaknya tidak terpengaruh secara signifikan. Tesla tetap memiliki efisiensi yang baik dalam pengisian daya meskipun jangkauannya menurun cukup banyak.
Pengujian ini memberikan informasi yang berharga mengenai dampak suhu panas ekstrem pada kendaraan listrik. Para jurnalis mengamati bahwa penggunaan AC pada Tesla lebih tinggi untuk menjaga kabin tetap sejuk, yang akhirnya berdampak pada jarak tempuh kendaraan dibandingkan dengan mobil lainnya. Setelah pengujian yang dilakukan dengan cermat, kami dapat memahami lebih lanjut bagaimana suhu panas yang tinggi memengaruhi kinerja kendaraan listrik.