Sebagai penduduk asli Los Angeles, saya telah melihat perubahan yang signifikan di kota saya sepanjang waktu. Mulai dari perayaan kejayaan Dodgers dalam World Series hingga fenomena Pokémon Go yang membuat warga kota berjalan-jalan tanpa tujuan, saya selalu merasa bangga dengan keberagaman budaya yang dimiliki Los Angeles. Salah satu tren terbaru yang sedang populer di kota ini adalah hadirnya restoran futuristik yang juga berfungsi sebagai stasiun pengisian daya, dikenal dengan nama Tesla Diner.
Sebagai penulis yang aktif menggunakan mobil listrik dan membuat konten video untuk situs Motor1, saya diberikan kesempatan untuk mengulas Tesla Diner yang tidak memiliki staf penulis di Los Angeles. Meskipun saya selalu mendukung kemajuan, terutama dalam hal pengembangan infrastruktur untuk mobil listrik, namun saya juga sadar akan kebutuhan akan pengisian daya yang efisien dan nyaman bagi para pengemudi.
Konsep Tesla Diner terdengar sangat menarik, dengan suasana retrofuturistik tahun 1950-an, 75 kios Supercharger, dan kehadiran robot. CEO Tesla, Elon Musk, bahkan menyatakan bahwa konsep ini dapat diperluas ke seluruh dunia jika sukses. Namun, ketika saya mengunjungi Tesla Diner beberapa hari setelah pembukaan, saya disambut dengan kerumunan yang luar biasa, antrian panjang, dan keluhan mengenai makanan biasa-biasa saja serta penuhnya kios pengisian daya.
Meskipun saya tidak sempat mencoba makanan di Tesla Diner, namun kerumunan yang ada menunjukkan betapa hebohnya tempat ini. Meski ada antrean panjang dan kendala lain, orang-orang tetap berdatangan untuk melihat sendiri sensasi dari Tesla Diner. Melalui wawancara dan eksplorasi yang kami lakukan, kami berhasil mengumpulkan berbagai sentimen dari pengunjung Tesla Diner. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, Anda dapat menonton video kami di atas.