Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim), terdapat perbedaan yang signifikan antara sektor pertambangan dan sektor konstruksi di wilayah tersebut. Meskipun sektor pertambangan terus berkembang pesat, sektor konstruksi mengalami penurunan yang cukup mencolok.
Menurut Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, jumlah penduduk yang bekerja di Kaltim mencapai 2.009.990 orang, meningkat 115.996 orang dalam setahun terakhir. Namun, pertumbuhan tidak merata di semua sektor. Sektor pertambangan mencatat penyerapan tenaga kerja tertinggi, diikuti oleh jasa profesional dan sektor pertanian. Di sisi lain, sektor konstruksi, yang seharusnya menjadi tulang punggung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), justru mengalami penurunan signifikan.
Dari data yang disampaikan oleh Yusniar, sektor formal masih mendominasi dengan 53,08 persen penduduk bekerja di sektor ini. Namun, tenaga kerja yang berasal dari lulusan SMA masih mendominasi perbandingan pendidikan, meskipun di era industri dan teknologi keterampilan terdidik menjadi kunci penting untuk ketahanan dalam dunia kerja.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kaltim turun menjadi 5,33 persen, namun masih menunjukkan disparitas yang tinggi antara berbagai tingkat pendidikan. Dengan berbagai dinamika ini, penting bagi sektor-sektor terkait untuk melakukan evaluasi dan strategi yang tepat guna mengatasi permasalahan yang muncul.