Kenali Pola Terkait Serius: Hindari Attachment Menghindar

by -14 Views

Saat hubungan mulai terasa semakin dekat dan serius, beberapa orang justru merasa perlu untuk menarik diri. Hal ini bukan karena kurangnya rasa sayang, tetapi lebih disebabkan oleh dorongan emosional untuk menjaga jarak. Perasaan ini sering muncul tiba-tiba ketika hubungan seharusnya menuju ke tahap yang lebih dalam. Fenomena ini umum terjadi, meskipun sulit dipahami oleh banyak orang. Salah satu penjelasan untuk perilaku ini adalah avoidant attachment atau pola keterikatan menghindar.

Gaya keterikatan ini biasanya terbentuk sejak masa kanak-kanak, terutama pada anak-anak yang tidak mendapatkan respons emosional yang sensitif dari orang tua atau pengasuh mereka. Anak dengan avoidant attachment cenderung menjadi individu yang mandiri secara fisik maupun emosional. Mereka belajar bahwa mengekspresikan kebutuhan emosional tidak akan mendapat respons yang diinginkan, sehingga mereka mulai menahan diri untuk tidak terlalu bergantung pada orang lain.

Ciri-ciri avoidant attachment juga dapat terlihat saat dewasa, seperti menghindari kedekatan emosional dalam hubungan, menyelesaikan masalah sendiri ketimbang berbagi, dan takut untuk ditolak sehingga menjaga jarak emosional. Penelitian menunjukkan bahwa gaya keterikatan ini dapat berdampak pada kualitas hubungan seseorang di usia lanjut.

Avoidant attachment umumnya terbentuk ketika anak sering mengalami penolakan atau pengabaian emosional dari orang tua atau pengasuh. Anak-anak ini belajar bahwa mengekspresikan emosi atau mencari kenyamanan tidak akan mendapat respons yang mereka butuhkan. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai merasa harus mengandalkan diri sendiri dan menekan kebutuhan untuk mendapatkan dukungan dari orang lain. Banyak faktor, seperti kurangnya pemahaman kebutuhan emosional anak dan kurangnya empati dari pengasuh, dapat menyebabkan terbentuknya avoidant attachment.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang avoidant attachment, diharapkan orang dapat mengenali tanda-tanda perilaku ini dalam diri sendiri ataupun orang lain. Hal ini juga dapat membantu dalam memperbaiki kualitas hubungan dan interaksi sosial seseorang.

Source link