Permintaan Bitcoin (BTC) mencapai level terendah pada tahun 2025 karena para pedagang dan investor menjadi lebih hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Menurut Cryptonews, metrik Permintaan Bitcoin dari CryptoQuant menunjukkan permintaan BTC turun menjadi angka negatif 142 pada 13 Maret 2025. Meskipun permintaan Bitcoin masih positif sejak September 2024 dan mencapai puncaknya pada Desember 2024, namun mulai menurun sejak awal Maret 2025.
Ketakutan akan perang dagang yang berkelanjutan, ketegangan geopolitik, dan inflasi yang tinggi, meskipun melandai namun tetap di atas target Federal Reserve, mendorong pedagang untuk menghindari aset berisiko dan beralih ke tempat perlindungan seperti uang tunai dan surat berharga pemerintah. Pasca-pemilu AS, kekhawatiran juga mereda setelah reaksi beragam dari investor terhadap KTT Kripto Gedung Putih pada 7 Maret, di tengah ketidakpastian ekonomi makro dan proses politik.
Meskipun angka inflasi CPI AS dilaporkan lebih rendah dari perkiraan pada 12 Maret, harga Bitcoin langsung turun setelah berita tersebut. Selain Bitcoin, dana yang diperdagangkan di bursa kripto (ETF) juga mengalami arus keluar selama empat minggu berturut-turut pada bulan Februari dan awal Maret 2025, karena investor keuangan tradisional mencari tempat yang lebih aman. Sentimen pasar yang negatif dan ketakutan akan resesi memicu penjualan panik yang menyebabkan harga kripto merosot.