Dunia penerbangan memiliki tantangan tersendiri dengan adanya bandara-bandara yang berlokasi di medan ekstrem. Salah satunya adalah Princess Juliana International Airport di Pulau St. Maarten yang terkenal karena landasan pacunya yang berbatasan dengan Pantai Maho. Pemandangan ini menarik bagi wisatawan namun juga menantang bagi pilot karena pesawat harus mendarat dengan sangat rendah di atas pantai sebelum mencapai landasan.
Bandara St. Helena di Pulau St. Helena, Ascension, dan Tristan da Cunha juga menawarkan tantangan dengan cuaca ekstrem dan angin kencang. Meskipun beroperasi sejak 2016, pendaratan di sini tetap sulit karena lokasinya yang terpencil. Bandara Barra di Skotlandia adalah satu-satunya bandara di dunia yang menggunakan pantai sebagai landasan pacu, dengan cuaca yang sering berubah menjadi salah satu tantangan utama.
Di Gibraltar International Airport di Gibraltar, jalan raya utama harus ditutup setiap kali ada pesawat yang akan lepas landas atau mendarat karena melintas di tengah landasan pacu. Tenzing-Hillary Airport di Lukla, Nepal terkenal sebagai bandara paling berbahaya di dunia karena landasan pacunya yang pendek dan dikelilingi oleh pegunungan tinggi.
Ice Runway di McMurdo Station, Antartika menggunakan lapisan es sebagai landasan pacu dan hanya pesawat Lockheed C-130 Hercules yang bisa mendarat di sini karena kondisi cuaca dan suhu yang sangat rendah. Sedangkan Paro International Airport di Bhutan dikelilingi oleh pegunungan Himalaya dan hanya dioperasikan oleh kurang dari 25 pilot di dunia.
Kesemuanya menunjukkan bagaimana faktor alam dan lokasi dapat menjadi tantangan besar dalam dunia penerbangan. Pilot yang bertugas di bandara-bandara ini harus memiliki keterampilan tinggi dan pengalaman yang luar biasa demi memastikan keselamatan penerbangan. Bagi penumpang, pengalaman mendarat atau lepas landas di bandara-bandara ekstrem ini pasti tak akan terlupakan.
