Fast fashion adalah istilah yang semakin sering dibahas dalam konteks keberlanjutan lingkungan dan kesadaran akan dampak industri tekstil. Konsep ini merujuk pada produksi pakaian secara massal yang cepat dan murah, meniru tren terbaru dari peragaan busana dan langsung dipasarkan ke toko dalam waktu singkat. Pengenalannya memungkinkan konsumen untuk selalu mendapatkan pakaian dengan model terbaru dengan harga yang terjangkau. Namun, di balik kemudahan dan harga murahnya, fast fashion memiliki berbagai dampak lingkungan dan sosial yang sangat besar.
Sejarah fast fashion dimulai sejak revolusi industri dimana produksi pakaian secara massal mempercepat secara signifikan dengan adanya teknologi seperti mesin jahit. Hal ini memungkinkan brand-brand seperti Zara, H&M, Shein, dan Forever 21 untuk menjadi pelopor dalam tren fast fashion dengan merilis koleksi baru setiap beberapa minggu sekali. Beberapa ciri khas fast fashion antara lain adalah desain pakaian yang selalu mengikuti tren terbaru, perubahan model yang sangat cepat, produksi di negara berkembang dengan upah rendah, dan penggunaan bahan berkualitas rendah.
Dampak fast fashion terhadap lingkungan sangat besar, termasuk konsumsi air yang berlebihan, polusi mikroplastik, emisi karbon yang tinggi, dan jumlah limbah tekstil yang tidak terurai. Selain itu, fast fashion juga memberikan dampak sosial negatif terutama bagi pekerja di negara berkembang, seperti eksploitasi pekerja, buruknya kondisi kerja, dan tragedi Rana Plaza di Bangladesh. Sebagai solusi terhadap dampak buruk fast fashion, gerakan slow fashion mulai muncul dengan mengedepankan produksi pakaian yang lebih etis dan ramah lingkungan.
Beberapa merek besar juga mulai melakukan perubahan dengan menargetkan penggunaan bahan baku yang berkelanjutan. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak buruk dari fast fashion, penting bagi kita untuk mengubah kebiasaan konsumsi, mendukung slow fashion, dan memilih produk yang lebih berkelanjutan. Mengurangi konsumsi fast fashion bukan hanya membantu lingkungan, tetapi juga memiliki dampak positif bagi kesejahteraan pekerja di industri tekstil dunia.