“Aep Saefulloh: Bersyukur sebagai Pecinta Alam dan Petualang”

by -120 Views

Pecinta alam adalah orang yang mencintai alam semesta beserta isinya, termasuk dirinya sendiri. Bagaimana pula dengan mereka yang memiliki hobi berpetualang di alam bebas? Dapatkah mereka disebut pecinta alam? Ada kerancuan makna dalam istilah “Pecinta Alam”: antara mereka yang mencintai alam dengan mereka yang gemar berpetualang di alam bebas. Di Eropa dan Amerika, terdapat terminologi yang jelas untuk mereka yang terlibat dalam kepecintaan alam, seperti environmentalist, naturalist, adventure, mountaineers, dan outdoor sports/activities. Pencinta alam atau petualang? Dilihat dari etimologi kata, keduanya memiliki makna yang berbeda. Pecinta alam adalah orang yang sangat suka alam, sedangkan petualang suka mencari pengalaman sulit dan berbahaya. Meskipun menggunakan alam sebagai ruang gerak aktivitas, perbedaan mereka tidak hanya terletak pada istilah, tapi juga pada tujuan dan langkah yang diambil. Pecinta alam terkait dengan environmentalisme, sedangkan petualang lebih fokus pada aktivitas petualangan seperti pendakian gunung dan penjelajahan alam.

Petualang identik dengan keberanian dan rasa ingin tahu yang besar. Mereka siap menghadapi bahaya demi pengetahuan. Petualang tidak pernah berhenti menjelajahi alam, menjadi pionir di antara teman-temannya. Mereka tidak mencari popularitas, melainkan menjawab rasa ingin tahu yang besar dalam diri. Meskipun tidak mencari popularitas, keberanian dan semangat petualang membuatnya dikenal dan hidup abadi. Sebagai contoh, persaudaraan Vespuci atau Colombus yang terkenal karena petualangan mereka menyeberangi samudera. Lebih baik pendaki gunung, pecinta alam, atau petualang? Jawabannya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Keberanian tanpa tujuan yang baik tidak akan memberikan dampak positif.

Aep Syaefulloh, seorang pecinta alam dan petualang, memiliki keinginan untuk mendaki Gunung Rinjani di Lombok. Hingga saat ini, dia sudah mendaki berbagai gunung di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah. Meskipun sudah gagal tiga kali, keinginannya untuk mendaki Gunung Rinjani tetap tinggi. Selain mengejar pencapaian pribadi, Aep juga bersyukur atas ciptaan Tuhan ketika berada di alam. Tidak peduli apakah disebut pecinta alam atau petualang, yang penting adalah rasa syukur atas kebesaran ciptaan Tuhan yang terpancar dari setiap petualangan dan eksplorasi alam.