“Dukungan Industri Pelabuhan Patimban: Peluang Baru”

by -44 Views

Pelabuhan Patimban di Subang belum dapat beroperasi untuk kapal kontainer karena masih belum dilengkapi dengan crane untuk bongkar muat kontainer dan terlalu jauh dari kawasan industri. Hal ini menimbulkan ketidakminatan bagi pelaku industri untuk beralih dari Pelabuhan Tanjung Priuk ke Pelabuhan Patimban. Pengamat Transportasi, Bambang Haryo Soekartono, menyoroti keterlambatan Pelabuhan Patimban dalam menerima kapal logistik pengangkut kontainer yang seharusnya dapat dilakukan pada tahun 2023 dengan target menerima 3,5 juta teus per tahun. Dengan biaya pembangunan Pelabuhan Patimban mencapai Rp43,22 triliun, seharusnya fasilitas seperti crane sudah seharusnya tersedia. Pada sisi lain, Pelabuhan Kuala Tanjung Medan dan Pelabuhan Makassar New Port, meski dibangun dengan biaya yang lebih rendah, sudah mampu menerima kapal dengan kapasitas yang signifikan. Tantangan lain yang dihadapi Pelabuhan Patimban adalah jaraknya yang jauh dari kawasan industri strategis, membuat konektivitas logistik menjadi tidak efisien. Panjang dermaga yang terbatas juga menjadi kendala dalam menampung kapal dengan muatan yang besar. Bambang Haryo menekankan bahwa skema pembangunan kawasan industri dan pelabuhan harus lebih terintegrasi untuk menekan biaya logistik dan mendukung industri dalam mengembangkan jaringan distribusi secara efisien. Ia menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan kajian pembangunan kawasan industri dan jalur transportasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.