PRANALA.CO – Pertumbuhan ekonomi Kaltim tumbuh sebesar 5,85 persen (yoy) pada triwulan II 2024, mengungguli pertumbuhan ekonomi di tingkat regional Kalimantan maupun nasional. Pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan, terutama di sektor konstruksi dan investasi.
Meski demikian, sektor pertambangan, khususnya batu bara, mengalami perlambatan akibat curah hujan tinggi dan berkurangnya permintaan dari Tiongkok. Hal ini berdampak pada penurunan ekspor di triwulan yang sama.
Hal ini disampaikan Kepala KPw BI Kaltim, Budi Widihartanto saat acara tahunan Temu Responden 2024 dengan tema “Peluang dan Tantangan Investasi di Provinsi Kaltim di Tengah Dinamika Global”, Kamis (10/10/2024) di Hotel Mercure Samarinda.
Pada aspek inflasi, Budi mencatat bahwa tiga dari empat kabupaten/kota di Kaltim mengalami inflasi pada September 2024, dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat angka tertinggi sebesar 0,23 persen (mtm). Diikuti Balikpapan dan Samarinda masing-masing sebesar 0,10 persen dan 0,01 persen. Di sisi lain, Kabupaten Berau mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
Bank Indonesia memproyeksikan bahwa inflasi di Kaltim pada tahun 2024-2025 akan berada dalam rentang target inflasi nasional sebesar 2,5±1 persen. Hal ini didukung oleh kerja sama lintas sektor melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga kestabilan harga.
Dari sisi investasi, Kaltim menunjukkan tren positif dengan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp24,4 triliun hingga semester I 2024, menempatkan Kaltim di posisi ke-5 secara nasional. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar USD589 juta, menjadikan Kaltim berada di peringkat ke-15 nasional.
“Dengan angka tersebut, Kaltim masih menjadi salah satu tujuan utama investasi di Indonesia, didukung oleh pembangunan infrastruktur IKN yang terus berjalan,” tambah Budi.
Budi menegaskan bahwa sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak, termasuk data akurat dari para responden survei, sangat penting dalam mendukung kebijakan ekonomi yang tepat. Melalui forum seperti Temu Responden ini, pelaku usaha dan pemerintah diharapkan dapat terus bekerja sama dalam menciptakan ekosistem investasi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim.
Acara ini turut menghadirkan tiga narasumber yang berpengaruh di bidangnya, yaitu Josua Pardede (Chief Economist Permata Bank), Muchamad Iqbal (Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya, Kementerian Investasi/BKP), dan Reza Valdo Maspaitella (Ketua Komite Tetap Perencanaan Bidang Investasi Kadin Indonesia). Para narasumber berbagi pandangan terkait tantangan dan peluang investasi di era globalisasi, serta bagaimana Kaltim bisa memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan daya saing ekonominya.
*) Ikuti berita terbaru PRANALA.co di Google News dan jangan lupa difollow.