MAJOR GENERAL TNI (RET.) SUHARTONO SURATMAN

by -95 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Selain sebagai atlet anggar, Pak Tono juga merupakan penembak yang handal. Dia juga sangat pandai berenang. Biasanya, seseorang yang mahir dalam freefall tidak bisa menyelam, atau sebaliknya. Namun, Pak Tono sangat pandai dalam kedua hal tersebut. Dia adalah anggota Pasukan Katak. Dia juga sangat pandai dalam karate. Saya sering mengatakan bahwa dia adalah seorang perwira TNI yang memberikan contoh yang sangat baik dan seharusnya menjadi panutan bagi para bawahannya dan generasi berikutnya.

Ketika saya diangkat sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang tepat untuk menjadi kepala SMA Taruna Nusantara. Saya bertanya, ‘Pak Tono Suratman, apakah Anda bersedia menjadi Kepala SMA Taruna Nusantara?’

‘Saya bersedia’. Bayangkan patriotisme dari pria ini. Dia pernah menjadi asisten keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi PANGDAM Kalimantan. Sekarang dia sudah pensiun, namun dia bersedia menjadi kepala SMA Taruna Nusantara.

Tono Suratman adalah adik tingkat saya satu tahun. Kami telah bersama-sama untuk waktu yang cukup lama. Meskipun ada perbedaan usia, kami sangat dekat. Bagi saya, dia seperti adik sendiri. Ketika kami masih lajang, dia sering menginap di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4.

Ketika saya menjadi Komandan Kompi (DANKI), dia adalah Komandan Peleton (DANTON) 1. Kami pernah ditempatkan di Timor Timur. Dia bergabung dengan Nanggala 28. Codename saya adalah Kancil; dia adalah Kancil Satu. Di sana, saya menyaksikan bagaimana dia menjadi seorang perwira lapangan yang sangat baik.

Sejak menjadi kadet, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Dia pernah menjadi anggota tim anggar nasional. Dia juga anggota tim renang AKMIL; dan juga penembak yang handal.

Dia sangat menonjol sebagai seorang perwira muda di KOPASSUS. Ketika saya menjadi Wakil Komandan Detasemen 81, saya menyarankan kepada Pak Luhut sebagai atasan saya untuk menunjuk Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Frogmen Detasemen 81. Sejak itu, saya sering pergi ke medan perang dengan Pak Tono.

Dalam karier nya, akhirnya dia menjadi Komandan Grup Para Komando KOPASSUS 1. Dia juga menggantikan saya sebagai Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan KOPASSUS (PUSDIKPASSUS). Dia juga memimpin pasukan Rajawali, yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua KODAM. Kompi-kompi ini khusus dilatih dalam taktik anti gerilya, yang kami sebut pasukan pemburu. Setelah pelatihan, pasukan Rajawali dikerahkan ke Timor Timur. Pasukan ini sangat efektif dalam pertempuran. Mereka adalah pelopor dari Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Selain sebagai atlet anggar, Pak Tono juga merupakan penembak yang handal. Dia sangat mahir dalam menembak pistol, senapan serbu, dll. Dia juga menjadi penembak yang handal. Dia juga sangat pandai berenang, tidak heran, karena dia memimpin Pasukan Katak Detasemen 81. Dia berlatih dengan Pasukan Katak elit Angkatan Laut (KOPASKA). Selain itu, dia juga merupakan penyelam tempur dan paratrooper freefall yang sangat baik.

Biasanya, seseorang yang sangat mahir dalam freefall tidak bisa menyelam, dan sebaliknya. Namun, Pak Tono sangat pandai dalam keduanya. Dia juga sangat pandai dalam karate. Dia adalah pribadi yang sangat berpengetahuan luas. Saya sering mengatakan bahwa dia adalah sosok panutan yang hebat dan diidolakan oleh para perwira dan generasi muda.

Ketika saya diangkat sebagai Menteri Pertahanan, saya bertekad untuk memperbaiki SMA Taruna Nusantara, yang didirikan di bawah naungan Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara didirikan oleh Pak Benny Moerdani. Ketika saya masih perwira muda saat itu, saya terlibat dalam merancang konsep awal sekolah tersebut dan menyampaikannya kepada Pak Benny Moerdani.

Saat saya diangkat sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang tepat untuk menjadi kepala sekolah, jadi saya bertanya kepada Pak Tono. ‘Pak Tono, apakah Anda bersedia menjadi Kepala SMA Taruna Nusantara?’

‘Siap. Saya bersedia!’, jawab Pak Tono tanpa ragu.

Bayangkan patriotisme dari pria ini. Dia pernah menjadi asisten keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi Panglima Komando Daerah Militer di Kalimantan. Dia sudah pensiun, namun dia bersedia menjadi kepala SMA Taruna Nusantara. Dia menganggap sekolah tersebut sebagai ‘dapur’ untuk mendidik dan melatih siswa-siswa yang luar biasa yang kelak akan menjadi pemimpin superior, sangat penting untuk masa depan bangsa. Pak Tono adalah adik tingkat saya yang kepemimpinannya harus diajarkan dan diturunkan kepada generasi mendatang.

Menurut pendapat saya, seharusnya dia menjadi komandan pasukan khusus Indonesia karena dia adalah seorang perwira komando yang lebih baik daripada saya, bahkan mungkin menjadi Panglima KOSTRAD.

Source link