Penyaluran Kredit Melambat, Namun Stabilitas Keuangan Kaltim Tetap Terjaga

by -77 Views

SAMARINDA – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur (Kaltim), Budi Widihartanto, menilai bahwa stabilitas keuangan di Kaltim tetap terjaga pada kuartal I/2024, meskipun terjadi perlambatan dalam penyaluran kredit.

Menurutnya, penyaluran kredit tumbuh sebesar 9,52% (yoy), melambat dari kuartal sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan 12,60% (yoy).

“Pemperlambatan penyaluran kredit terutama disebabkan oleh penurunan kredit investasi, seiring dengan perlambatan aktivitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),” ujar Budi dalam keterangan resmi yang dirilis Rabu (10/7/2024).

Meskipun demikian, Budi mengungkapkan bahwa peningkatan dalam penyaluran kredit modal kerja dan konsumsi mampu menjadi penahan terhadap penurunan ini, dengan pertumbuhan masing-masing mencapai 25,20% (yoy) dan 12,49% (yoy).

“Peningkatan kredit modal kerja didorong oleh perbaikan kinerja korporasi sektor utama di Kaltim, yang sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi,” tambahnya.

Dari segi debitur, kredit pemerintah mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan kredit korporasi dan perseorangan, walaupun pangsa terbesar tetap dikuasai oleh kredit korporasi.

Secara spasial, Budi menyebutkan bahwa penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan positif di sebagian besar kabupaten/kota, dengan pangsa tertinggi tercatat di Balikpapan dan Samarinda.

“Sektor pertambangan menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, sejalan dengan peningkatan produksi batu bara yang mengerek pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),” jelas Budi.

Namun demikian, tingkat non-performing loan (NPL) di Kaltim mengalami sedikit kenaikan menjadi 1,28% pada kuartal I/2024, dari sebelumnya 1,11%.

“Berdasarkan analisis kami, risiko kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi tetap rendah, begitu juga dengan risiko kredit korporasi dan perseorangan,” tegasnya.

Selain itu, kapasitas pendanaan perbankan di Kaltim yang didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatat pertumbuhan positif sebesar 6,02% (yoy). Di sisi lain, sektor pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan signifikan sebesar 22,77% (yoy), lebih tinggi dari periode sebelumnya yang mencapai 12,51% (yoy).

“Pertumbuhan pembiayaan syariah terutama berasal dari pembiayaan modal kerja yang mencatat pertumbuhan 93,23% (yoy). Tingkat Non-Performing Financing (NPF) pembiayaan syariah juga mengalami penurunan menjadi 1,09%,” tambah Budi. (*)