SAMARINDA – Keberadaan Pesut Mahakam, mamalia air tawar yang langka di Kalimantan Timur, semakin mengkhawatirkan. Menurut data terbaru, jumlah pesut yang tersisa diperkirakan hanya sekitar 80 ekor, sementara Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) mencatat populasi saat ini hanya 67 ekor.
Situasi semakin memprihatinkan dengan ditemukannya seekor pesut Mahakam mati di Sungai Mahakam, dekat Jalan Slamet Riyadi, Samarinda, pada Jumat, 21 Juni 2024. Pesut jantan berukuran 2 meter ini menjadi perhatian serius para ahli dan peneliti.
“Kita perlu segera menyelidiki penyebab kematian pesut ini. Kita akan bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman untuk melakukan otopsi, mengumpulkan data, dan menganalisis hasilnya,” ujar Suryawati Halim, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim.
Penemuan ini bukan pertama. Kasus serupa pernah terjadi di Kota Bangun dan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Suryawati menegaskan perlunya tindakan serius untuk mengidentifikasi penyebab kematian pesut ini.
Danielle, perwakilan dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), juga menyoroti pentingnya pengumpulan data terkait kematian pesut ini. “Pesut yang mati ini akan dibawa ke laboratorium di Unmul untuk dilakukan otopsi. Ini adalah kematian keempat pesut yang kami tangani tahun ini. Kami perlu memahami penyebabnya agar bisa mencegah kejadian serupa di masa depan,” ungkapnya.