Indonesia dikenal dengan suku bangsa, budaya, dan adat yang beragam. Dengan banyaknya suku dan budaya, Indonesia dijuluki sebagai negara multikultural. Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku Dayak dari Pulau Borneo atau Kalimantan.
Istilah “Dayak” diberikan oleh penjajah kepada penghuni di pedalaman Pulau Borneo. Para penghuni ini tinggal di Pulau Kalimantan yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Semula, masyarakat Dayak memiliki budaya maritim atau dikenal juga dengan budaya bahari. Maka dari itu, hampir semua orang di suku Dayak memiliki sebutan yang berhubungan dengan sungai atau perhuluan.
Dayak menjadi istilah umum yang dipakai oleh 200 bagian kelompok yang tinggal di sungai dan pegunungan pedalaman. Letaknya ada di bagian selatan dan tengah Pulau Kalimantan.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, suku Dayak merupakan keturunan imigran dari Provinsi Yunnan di Cina Selatan, tepatnya di Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekhong, dan Sungai Menan.
Kemudian, sebagian dari kelompok tersebut menyeberang ke bagian utara Pulau Kalimantan. Menurut seorang tokoh Kayan, suku Dayak adalah ras Indo-Cina yang bermigrasi ke Indonesia pada abad ke-11.
Tidak hanya di Pulau Kalimantan, suku Dayak juga dapat ditemukan di pulau Kalimantan bagian Malaysia dan Brunei. Terdapat enam rumpun suku Dayak, yaitu Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, Rumpun Ot Danum-Ngaju, dan Rumpun Punan.
Rumpun Dayak Punan merupakan suku Dayak yang usianya paling tua di Pulau Kalimantan. Sementara rumpun Dayak lainnya adalah rumpun hasil asimilasi antara Dayak Punan dengan kelompok Proto Melayu, dan moyang Dayak yang berasal dari Yunan, Tiongkok. Akan tetapi, terdapat sudut pandang yang beragam terkait rumpun suku Dayak tersebut. Berikut pemaparan tentang berbagai versinya.