Percaya Kenaikan Suku Bunga Tidak Mengganggu Sasaran Pertumbuhan Ekonomi

by -115 Views

Bank Indonesia (BI) meyakini bahwa kenaikan tingkat BI Rate menjadi 6,25% tidak akan mengganggu target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi BI terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) RI tetap dipertahankan dalam rentang 4,7%-5,5% year on year.

“Terkait dengan suku bunga, mengapa kami masih optimis dan tidak mengubah kisaran pertumbuhan ekonomi, karena tingkat kebijakan ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar dan kata kuncinya adalah preemptive dan forward looking untuk menjaga inflasi,” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya dalam diskusi di Pulau Samosir, Sumatera Utara, Minggu, (28/4/2024).

Juli menyatakan bahwa BI memiliki berbagai kebijakan untuk mendukung perekonomian Indonesia. Ini berarti kebijakan tersebut tidak hanya berkaitan dengan suku bunga acuan saja. “Intinya kami memiliki seperangkat instrumen kebijakan, dan sikap BI tidak hanya dari segi moneter saja,” ujarnya.

Juli mengatakan bahwa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, BI juga memberikan berbagai insentif, salah satunya adalah Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Kebijakan ini diberikan kepada bank-bank untuk mendorong penyaluran kredit. Insentif ini dilakukan melalui pengurangan jumlah Giro Wajib Minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas.

Juli yakin bahwa kebijakan KLM tersebut akan mendorong penyaluran kredit oleh perbankan. “Dengan pertimbangan itu, kami melihat bahwa dampak dari kenaikan tingkat kebijakan ini relatif ringan, sehingga kisarannya tetap berada dalam rentang,” katanya.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25% pada April 2024. Suku bunga fasilitas deposit naik menjadi 5,50% dan fasilitas pinjam sebesar 7%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, kenaikan suku bunga ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak buruknya risiko global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan kebijakan moneter yang pro-stabilitas.

“Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-pertumbuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya dalam konferensi pers daring, Rabu (24/4/2024).

Kenaikan BI Rate kali ini merupakan yang pertama sejak BI menahan suku bunga acuannya di level 6% pada Oktober 2023 lalu.