Umat Muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idulfitri 1445 H pada Rabu (10/4/2024). Hari raya ini digelar untuk menandai akhir bulan suci Ramadan, yang biasanya diiringi dengan doa, reuni dengan keluarga dan teman, baju baru, hingga camilan manis.
Namun, perayaan Idulfitri pada Rabu disertai oleh memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dan ancaman serangan darat Israel di kota paling selatan Rafah, yang terus terjadi dalam perang enam bulan tersebut.
Di Istanbul, ribuan jamaah berkumpul di masjid Hagia Sofia untuk salat Idulfitri, beberapa di antaranya membawa bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan mendukung masyarakat di Gaza.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pesan liburan menyatakan dukungannya terhadap Gaza, menyebutnya sebagai “luka berdarah pada hati nurani umat manusia”.
Perang di Gaza juga menjadi fokus salat di Masjid Rahma di ibu kota Kenya, Nairobi. Imam Abdulrahman Musa menekankan pentingnya tidak melupakan saudara-saudara di Palestina yang menjadi sasaran agresi yang tidak dapat dibenarkan.
Di Indonesia, orang-orang melakukan salat berjamaah di dalam masjid serta bahu-membahu di jalan-jalan. Masjid Agung Istiqlal Jakarta, yang terbesar di Asia Tenggara, dibanjiri jamaah yang melaksanakan salat subuh dan salat Idulfitri.
Ketua Dewan Penasehat Dewan Masjid Indonesia, Jimly Asshiddiqie, mengatakan bahwa konflik di Gaza bukanlah perang agama melainkan masalah kemanusiaan, sehingga saatnya bagi umat Islam dan non-Muslim untuk menunjukkan solidaritas kemanusiaan.
Di Malaysia, Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyerukan persatuan dan rekonsiliasi dalam pesan malam Idulfitri, dengan menekankan pentingnya komitmen untuk membangun bangsa yang bermartabat tanpa menghina atau meremehkan orang lain.