Kronologi Peristiwa dan Informasi Terbaru tentang Keadaan Darurat Nasional di Ekuador Akibat Kekacauan

by -74 Views

Peristiwa menegangkan terjadi di Ekuador. Sejumlah pria bertopeng menerobos masuk ke saluran televisi publik di negara tersebut sambil membawa senjata dan bahan peledak selama siaran langsung pada Selasa (9/1/2024).

Laporan CNN International menyebut orang-orang yang bersenjatakan pistol dan bahan peledak memasuki jaringan televisi TC di kota pelabuhan Guayaquil.

Dalam siaran langsung program berita yang dapat ditonton ribuan orang, mereka berteriak memiliki bom. Suara tembakan pun terdengar selama sekitar 20 menit siaran.

Tidak ada yang tewas dalam serangan itu. Pihak berwenang kemudian mengatakan bahwa semua penyusup bertopeng telah ditangkap, yakni total 13 orang seluruhnya, dan akan didakwa melakukan terorisme.

Adapun sejumlah video yang belum terverifikasi beredar di media sosial yang menunjukkan eksekusi para sandera kerusuhan di Ekuador.

Pihak berwenang belum mengatakan siapa yang berada di belakang pendudukan stasiun televisi, atau serangkaian serangan lain yang mengguncang negara Amerika Selatan baru-baru ini, namun mereka mengikuti kaburnya dua pemimpin geng narkoba paling kuat di Ekuador dari penjara.

Insiden ini terjadi ketika Presiden Ekuador Daniel Noboa menyebut 22 geng sebagai organisasi teroris dan target militer.

Noboa, yang mulai menjabat pada November 2023 dan berjanji untuk membendung kekerasan terkait perdagangan narkoba, mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari sejak Senin (8/1/2023).

Pemerintah mengatakan kekerasan tersebut merupakan reaksi terhadap rencana Noboa untuk membangun penjara baru dengan keamanan tinggi dan memindahkan para pemimpin geng yang dipenjara.

Kerusuhan di Ekuador membuat pemerintah Peru mengumumkan keadaan darurat di sepanjang perbatasannya dengan Ekuador, sementara Brasil, Kolombia, dan Chili menyatakan dukungan mereka terhadap pemerintah Ekuador.

Badan penjara SNAI pada Selasa sebelumnya mengatakan sekelompok tahanan melarikan diri dari lembaga pemasyarakatan di Riobamba, termasuk tersangka anggota geng Fabricio Colon Pico, yang diduga terlibat dalam rencana penyerangan terhadap jaksa agung.

Kantor kejaksaan menyebut sebanyak 17 dari 39 orang yang melarikan diri telah ditangkap kembali. Sebanyak 11 sipir penjara yang disandera selama dua hari terakhir telah dibebaskan, namun 139 sipir dan staf lainnya masih ditahan.

Pihak berwenang setempat di Guayaquil mengatakan ada insiden “pengambilalihan” di lima rumah sakit di kota terbesar di negara itu, namun polisi dan tentara telah memulihkan ketertiban.

Kematian akibat kekerasan secara nasional meningkat menjadi 8.008 pada tahun 2023, di mana hampir dua kali lipat angka pada tahun 2022 yang berjumlah lebih dari 4.500.

Obligasi negara Ekuador turun karena kekhawatiran atas kekerasan yang menyebar ke pasar keuangan. Menurut data LSEG, obligasi tahun 2035 turun 1,125 sen menjadi 36,25 sen dolar, sedangkan obligasi tahun 2030 turun 1 sen menjadi 48,25 sen dan obligasi tahun 2040 kehilangan setengah sen menjadi diperdagangkan pada 32,5 sen.

Sementara itu, presiden yang baru terpilih di Ekuador ditembak mati saat kampanye. Kesaksian seperti Jakarta, CNBC Indonesia.