Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kalimantan Timur alias DPMPTSP Kaltim, mencatat ada tiga negara memiliki kontribusi terhadap penanaman modal asing di Kalimantan Timur.
Pandangan DPMPTSP Kaltim, adanya proses penanaman modal di Kalimantan Timur memberikan efek positif secara ekonomi. Di antaranya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah hingga penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur.
Merujuk data DPMPTSP Kaltim, pada triwulan III investasi Provinsi Kaltim catatkan angka Rp49,74 triliun dari target yang ditetapkan Kementerian Investasi/BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) yakni Rp64,5 triliun.
Meski belum mencapai target investasi yang ditetapkan untuk tahun 2023. Tetapi capaian ini, sudah hampir menyentuh target yang ditetapkan.
Rinciannya, hingga September 2023 atau triwulan III, realisasi investasi telah mencapai sebesar Rp49,74 triliun atau 77,13 persen dari target yang ditetapkan.
Realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp13,79 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp4,98 triliun.
“Insyaallah, tinggal 22,87 persen, dan mudah-mudahan tercapai dari target Rp64,5 triliun,” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto.
Lebih rinci lagi, terkait realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltim mencapai 336,75 juta US Dollar atau Rp 4,98 triliun.
Puguh menyampaikan, sepanjang 2023 memang selalu ada tren investasi yang terjadi di seluruh daerah se-Kaltim. Sampai akhir triwulan III, tercatat 31 negara menanamkan modalnya di Kalimantan Timur.
Tiga negara yang berkontribusi realisasi Penanaman Modal Asing terbesar di Kalimantan Timur, meliputi: Singapura, Tiongkok, dan Korea Selatan.
“Singapura posisi pertama dengan nilai investasi 126,97 juta US Dollar atau sekitar Rp1,87 triliun atau 37,71 persen dari total nilai investasi pada lima proyek yang direalisasikan,” terang Puguh.
Berikutnya, Tiongkok yang memiliki realisasi investasi sebesar 64,55 juta US Dollar atau setara dengan Rp 955,46 miliar untuk 33 proyek. Tiongkok pun menyumbang 19,17 persen dari total investasi.
Kemudian investor dari Korea Selatan yang realisasi investasinya di Kalimantan Timur mencapai 37,11 juta US Dollar atau setara dengan Rp 549,28 miliar untuk satu proyek.
“Korea Selatan mencapai 11,02 persen dari total investasi PMA di Kaltim,” ungkapnya.
“Realisasi investasi PMA memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur,” sambung Puguh.
Sedangkan, untuk realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan III 2023 mencapai Rp 13,79 triliun dari total 4.982 proyek.
“Ada pencapaian signifikan untuk realisasi investasi di PMDN Triwulan III 2023 ini,” tukas Puguh.
Berdasarkan data yang telah terangkum, Kota Balikpapan menyerap investasi tertinggi dengan realisasi investasi PMDN sebesar Rp 5,64 triliun atau 40,88 persen dari total realisasi.
Posisi berikutnya yakni Kutai Kartanegara dengan realisasi investasi PMDN sebesar Rp 2,65 triliun atau 19,23 persen.
Kemudian di posisi ketiga ada Kutai Barat (Kubar) yang berada di angka Rp 1,43 triliun atau 10,41 persen. Investasi ini tak sekadar memberikan dampak positif untuk ekonomi.
“Tapi secara penyerapan tenaga kerja juga ada dampak positifnya,” bebernya.
Menyinggung penyerapan tenaga kerja pada realisasi PMDN, di Balikpapan mencapai 1.757 orang. Kutai Timur dengan 1.749 orang, lalu Kukar dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1. 381 orang.
“Total penyerapan tenaga kerja, baik dari Indonesia atau asing mencapai 8.960 orang dan 10 orang yang merupakan tenaga kerja asing,” pungkas Puguh. (*)