Pendonor dari Barat Menahan Dana Mereka ke Arab Karena Berlawanan dengan Israel

by -263 Views

Para pendonor dari negara-negara Barat memotong dana bantuan untuk kelompok masyarakat sipil Arab karena mengkritik kekejaman Israel di Gaza.

Menurut para aktivis, beberapa donor Barat telah menarik dukungan keuangan untuk media Arab, kelompok hak asasi manusia, dan lembaga think-tank. Mereka juga mengatakan bahwa mereka kecewa terhadap banyak negara dan yayasan Barat karena dukungan mereka terhadap pengeboman dan pengepungan Israel di Gaza.

“Besarnya kemarahan dan kepahitan tidak hanya terbatas pada masyarakat kami, tapi juga pada kami [sebagai pembela hak asasi manusia di wilayah Arab]. Kami tidak tahu bagaimana atau apakah kami dapat berinteraksi lagi dengan beberapa pemerintah atau mitra Barat,” kata Hossam Baghat, Direktur Eksekutif Inisiatif Mesir untuk Hak Pribadi (EIPR), seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (17/11/2023).

Kelompok masyarakat sipil dari Mesir mengatakan bahwa advokasi dan pelaporan mereka semakin bertentangan dengan negara-negara donor Eropa yang sebagian besar diam mengenai serangan tanpa henti Israel terhadap warga sipil, yang mungkin merupakan pelanggaran hukum internasional.

Menurut Human Rights Watch (HRW), beberapa hari setelah serangan Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober, Austria, Denmark, Jerman, dan Swedia menghentikan program bantuan pembangunan bilateral di Gaza dan Tepi Barat.

Jeda ini menyebabkan hilangnya dana sebesar US$139 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dan berdampak pada badan-badan PBB, Otoritas Palestina yang memerintah Tepi Barat, dan sejumlah organisasi masyarakat sipil.

Pada 11 Oktober, Departemen Luar Negeri Federal Swiss (FDFA) juga menangguhkan pendanaan senilai jutaan dolar kepada enam organisasi masyarakat sipil Palestina dan lima organisasi masyarakat sipil Israel.

Zaid Amali, Direktur Program dan Wacana Publik MIFTAH, yang menyatakan tujuannya adalah untuk mempromosikan demokrasi dan pemerintahan yang baik di wilayah Palestina yang diduduki, mengatakan mereka mendapat ulasan yang sangat positif setelah FDFA Swiss menilai kegiatan mereka pada September.

Namun, setelah serangan mematikan Hamas, FDFA menangguhkan kemitraannya dengan MIFTAH, yang untuk sementara mengakhiri kemungkinan pendanaan di masa depan, tanpa peringatan.

“Kami tahu bahwa keputusan ini mungkin terjadi karena tekanan dari kelompok sayap kanan di Swiss,” katanya.

Organisasi sipil Palestina lainnya, yang juga kehilangan dana dari FDFA, sebagian mengaitkan keputusan tersebut dengan “lobi” yang intens dari LSM Monitor, sebuah LSM Israel. Seorang juru bicara organisasi tersebut berbicara dengan syarat anonimitas.

LSM Monitor mengoperasikan database kelompok masyarakat sipil Palestina yang diklaim terlibat dalam “menutupi kekerasan dan terorisme, demonisasi, dan perang hukum, menargetkan pejabat Israel dan kampanye BDS (boikot, divestasi, dan sanksi), dan mempromosikan propaganda antisemit.”

Dukungan ke Media Lokal
Donor dan mitra Eropa juga menahan diri untuk tidak mengungkapkan solidaritasnya kepada media Arab seperti biasanya, setelah mereka disensor atau difitnah karena pemberitaan mereka mengenai Israel-Palestina, menurut dua organisasi media Arab.

Seorang jurnalis dari salah satu media Arab, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya agar tidak membahayakan pendanaan untuk organisasinya, mengatakan bahwa donor Barat tampak senang untuk mendukung organisasi media independen selama mereka tidak melanggar dukungan mereka terhadap Israel.

“Bagaimana Barat akan merekonsiliasi dukungan mereka terhadap ‘media independen’ dan ‘kebebasan berekspresi’ dengan kritik yang ditujukan pada dukungan diam-diam atau eksplisit terhadap kematian (11.000) warga Palestina…masih harus dilihat secara keseluruhan,” kata sumber tersebut kepada Al Jazeera.

“Tetapi ada indikasi bahwa beberapa organisasi Barat telah merespons dengan memprioritaskan dukungan mereka terhadap Israel dibandingkan komitmen mereka terhadap pers regional dan organisasi masyarakat sipil,” tambahnya.

Pendiri media lain, yang juga sangat bergantung pada donor Barat, menambahkan bahwa banyak mitra, meskipun tidak semua, terus mendukung jurnalisme independen di wilayah tersebut, termasuk media miliknya sendiri.

“Kami selalu tahu bahwa ketergantungan pada pendanaan Barat adalah sebuah trade-off, namun selama kami tidak dibatasi secara editorial maka hal ini layak dilakukan. Ketika atau jika pendanaan menjadi lebih terbatas, maka perjalanan ini akan berakhir,” kata sumber tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Situasi Gaza Mencekam, Geng Negara Arab Beri Respons Ini

(luc/luc)