Jokowi Mengungkap Ramalan Tentang Lonjakan Pendapatan Indonesia yang Sangat Signifikan

by -79 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan program hilirisasi yang dilakukan tidak hanya terbatas pada komoditas mineral. Ke depan ia akan meramaikan pengolahan produk kelautan seperti rumput laut.
“Sekarang mungkin yang ramai ke depan yang akan kita ramaikan rumput laut,” kata Jokowi di Kawasan IKN, Kamis (2/11/2023).

Jokowi mengatakan hilirisasi rumput laut bisa diolah menjadi produk farmasi, kecantikan, hingga bioetanol. Hal ini juga sangat berpotensi karena Indonesia merupakan penghasil rumput laut nomor 2 di dunia.

“Dan sangat memungkinkan sekali menjadi terbesar pertama di dunia,” ucap Jokowi.

Saat ini ada sekitar 10,2 juta ton rumput laut yang diekspor secara mentahan dan baru sekedar dijadikan tepung agar-agar. Jika diolah menjadi bioetanol maka menurut Jokowi akan membuat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada masyarakat.

Sehingga ia berencana membuat satu pilot project atau contoh pada satu lokasi terkait hilirisasi rumput laut, yang nantinya bisa ditiru wilayah lain. Selain itu menurut Jokowi jika banyak komoditas yang dihilirisasi maka akan membuat pendapatan per kapita akan melonjak menjadi US$ 10.000 PDB per kapita, dalam kurun waktu 10 tahun.

“Perkiraan US$ 9.600 atau lebih sedikit. Dalam 15 tahun ke depan mungkin kita sudah mencapai kurang lebih US$ 13.600 – US$ 14.000 (PDB per Kapita). 20 tahun bisa US$ 21.000 (PDB per Kapita),” sebut Jokowi.

Meski diakui saat tantangan eksternal yang sulit untuk diprediksi atau kalkulasi, seperti situasi global yang tak menentu mulai dari perubahan iklim membuat produksi menurun, kenaikan suku bunga di Amerika menyebabkan capital outflow, perang Rusia – Ukraina dan Hamas – Israel.

Tantangan Hilirisasi Mineral
Menurut Jokowi Indonesia bermimpi untuk memiliki satu produk yang masuk dalam global supply chain seperti baterai kendaraan listrik, atau unit kendaraan listrik. Namun hal itu tidak mudah.
Menurutnya, tantangan pada hilirisasi mineral saat ini tidak mudah, seperti integrasi fasilitas barang yang telah diolah.
“Gimana mengintegrasikan yang banyak di Sulawesi dengan bauksit di barat, di bintan di Kalimantan Barat, mengintegrasikan lagi dengan tembaga di Papua, di NTB. yang paling efisien itu diletakan dimana kalau kita mau buat pabriknya?” tanya Jokowi.
Ia mencontohkan seperti pembangunan smelter Freeport yang awalnya ingin ditempatkan di Papua, namun karena kurang efisien dipindahkan ke Gresik, Jawa Timur.
“Ini lah negara seluas ini mengintegrasikan itu barang sulit, mengkonsolidasikan adalah barang yang sulit,” jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Jokowi Tak Gentar Diserang! Anies, Ganjar, Prabowo Berani?

(emy/wur)