Sebelumnya, Pesanan Minimal 5.000 Kaos Partai, Sekarang Menurun!

by -147 Views

Sejumlah pedagang atribut kampanye di Blok III Pasar Senen Jakarta Pusat merasakan penurunan penjualan yang drastis menjelang masa kampanye Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024. Mardiati, pemilik kios Jasa Mandiri di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, menyatakan bahwa penurunan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dia biasanya menerima order puluhan ribu kaos dari satu pembeli menjelang masa kampanye, namun saat ini jumlah pemesanan hanya mencapai ribuan sampai ratusan barang. Keadaan ini berbeda dengan Pemilu 2019, di mana pemesanan atribut kampanye sudah ramai sejak 2 tahun sebelum pencoblosan.

Suwitri, pemilik Toko Win Jaya di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, juga mengalami penurunan pemesanan sebesar 70% dibandingkan Pemilu 2019. Biasanya, dia sudah menerima pesanan satu tahun sebelum masa kampanye pemilu dimulai, namun kali ini pesanan pertama baru datang pada bulan lalu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis jadwal kampanye untuk Pilpres yang akan dimulai pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Namun, sampai 1 bulan menjelang masa kampanye, kios Mardiati masih sepi.

Belanja kampanye ini sebenarnya diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun politik yang cenderung mengalami penurunan investasi. Kepala Pusat Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Abdurohman, memperkirakan bahwa Pemilu 2024 akan berkontribusi sebesar 0,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2023 dan 0,27% untuk PDB 2024. Namun, rendahnya pesanan atribut kampanye dapat disebabkan oleh maraknya barang impor yang tidak dikenakan pajak. Produsen lokal mengalami penurunan penjualan tekstil sebesar 25% pada Pemilu 2019, namun saat ini tidak ada peningkatan penjualan.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, berpendapat bahwa penurunan pembelian atribut kampanye hanya bersifat sementara. Para capres dan cawapres saat ini masih sibuk menyusun tim dan strategi kampanye, sehingga pembelian akan dilakukan setelah peta pertarungan Pilpres 2024 telah final. Selain itu, perkembangan digital, seperti penggunaan media sosial, juga dapat mempengaruhi penurunan pembelian atribut kampanye. Meskipun terjadi penurunan penjualan, kontribusi Pemilu terhadap ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh belanja pemerintah untuk penyelenggaraan pemilu yang jumlahnya lebih besar ketimbang pemilu sebelumnya.