Konflik antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, telah menimbulkan dampak buruk bagi Eropa. Harga gas alam berjangka Eropa melonjak hampir 7% menjadi 54 euro per megawatt-jam setelah Mesir mengumumkan bahwa impor gas alam mereka dari Israel turun menjadi nol. Hal ini disebabkan oleh gangguan pasokan akibat konflik di Jalur Gaza. Selain itu, penutupan ladang Tamar di Laut Mediterania dan kekhawatiran mengenai keamanan kapal LNG Qatar yang melewati Selat Hormuz juga menjadi faktor penyebab kenaikan harga tersebut.
Selama perang antara Israel dan Hamas, harga gas alam di Eropa telah melonjak sekitar 40%. Kegagalan kompresor di pabrik pengolahan gas Nyhamna di Norwegia juga memicu kekhawatiran terhadap pasokan gas di Eropa. Namun, persediaan gas di Eropa masih cukup tinggi, sekitar 99% penuh, karena cuaca hangat yang lebih lama dan impor LNG yang kuat.
Di sisi lain, eskalasi konflik di Gaza terus meningkat. Serangan sporadis dari Israel telah menghancurkan wilayah tersebut dalam upaya menghancurkan kelompok Hamas. Namun, serangan ini juga telah menyebabkan kerusakan yang parah bagi warga sipil, dengan jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 8.000 orang. Israel juga telah memutus akses bahan logistik, air, dan utilitas ke Gaza, yang mengancam kehidupan warga dan fasilitas kesehatan yang kewalahan karena banyaknya korban.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa konflik ini dapat meluas ke negara-negara tetangga di Timur Tengah. Israel telah mendorong warga sipil di utara Gaza untuk pindah ke selatan menjelang operasi darat yang diantisipasi. Situasi ini meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.